Gambar 1. Warna Aurora
Aurora adalah fenomena alam yang menyerupai pancaran cahaya yang menyala-nyala pada lapisan ionosfer pada sebuah planet sebagai akibat adanya interaksi antara medan magnetik yang dimiliki planet tersebut dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh matahari.Aurora dibedakan menjadi dua macam, yaitu aurora yang terjadi di daerah sebelah utara, yang dikenal dengan nama Aurora Borealis. Aurora yang terjadi daerah sebelah selatan dikenal dengan nama Aurora Australis. Menurut peneliti ionosfer, fenomena alam yang terjadi di atmosfer atas yang pertama kali teramati adalah aurora. Aurura sudah banyak mengundang keingintahuan para ilmuwan sejak tahun 1500-an. Ada beberapa teori mengenai aurora yang berasal dari para ahli.Teori pertama datang dari Edmund Halley, ia pernah memberi teori bahwa aurora adalah uap air encer yang tersublimasi oleh pemanasan yang dengannya terkandung juga sulfur yang akan menghasilkan kilauan sinar warna-warni di atmosfer.
Pada tahun 1746 Leonard Euler menyatakan bahwa
aurora adalah partikel dari atmosfer bumi yang melampaui ambang batasnya akibat
cahaya matahari dan selanjutnya naik ke ketinggian beberapa ribu mil. Di daerah
kutub partikel-partikel ini tidak akan terdispersi akibat perputaran bumi.Teori ketiga berasal dari Benjamin
Franklin. Ia mengatakan bahwa aurora berkaitan dengan sirkulasi di
atmosfer. Secara lebih lanjut Benjamin Franklin menjelaskan bahwa atmosfer di
daerah kutub lebih tebal/berat dan lebih rendah dibandingkan dengan di daerah
ekuator karena gaya sentrifugalnya (gaya akibat rotasi) lebih kecil.
Elektrisitas (kelistrikan) yang dibawa awan ke daerah kutub tidak akan dapat
menembus es sehingga akan terputus melewati atmosfer bawah kemudian ruang hampa
menuju ke ekuator. Elektrisitas akan kelihatan lebih kuat di daerah lintang
tinggi dan sebaliknya di lintang rendah. Hal itulah yang akan tampak sebagai
Aurora Borealis. Sebenarnya selama seratus lima puluh tahun terakhir banyak teori
lain tentang aurora ini, antara lain bahwa aurora terjadi karena pemantulan
sinar matahari oleh partikel-partikel es, pemantulan sinar matahari oleh awan,
uap air yang mengandung sulfur, pembakaran udara yang mudah terbakar, pancaran
partikel magnetik, debu meteor yang terbakar akibat gesekan dengan atmosfer,
thunderstorm, listrik yang timbul antara dua kutub .
Sekitar tahun 1800 an karakteristik aurora mulai
diketahui. Seorang ilmuwan Inggris bernama Cavendish berhasil menghitung
ketinggian aurora yaitu antara 52 s.d 71 mil (83 km s.d 113,6 km). Tahun 1852
diketahui bahwa ada hubungan antara aktivitas geomagnet, aurora, dan sunspot
dimana frekuensi dan amplitudo ketiganya berfluktuasi dengan periode yang
hampir sama yaitu 11 tahunan. Tahun 1860, Elias Loomis berhasil membuat diagram
yang menunjukkan daerah dengan kejadian aurora paling banyak. Dari temuannya
itu diketahui bahwa ternyata aurora berhubungan dengan medan magnet bumi.
Angstrom, seorang ilmuwan Swedia, pada tahun 1867 berhasil melakukan pengukuran
spektrum-spectrum dari aurora.
Penelitian tentang aurora semakin menemukan titik
terang ketika seorang fisikawan Inggris J.J. Thomson berhasil menemukan
elektron dan fisikawan Swedia Kristian Birkeland menyatakan bahwa aurora
disebabkan oleh sinar dari elektron yang diemisikan matahari. Ketika
elektron-elektron itu sampai ke bumi akan dipengaruhi oleh medan magnet bumi,
dan terbawa ke daerah lintang tinggi dan terjadilah aurora.
Selanjutnya pasti sering muncul pertanyaan, mengapa
aurora hanya terjadi di kedua kutub saja? Sedangkan dibagian bumi lain tidak
muncul aurora?
Aurora terbentuk karena interaksi partikel-partikel
atmosfer bumi dengan partikel bermuatan dari matahari yang disebut dengan
plasma. Plasma adalah partikel sejenis gas yang telah terionisasi. Pada umumnya
gas tidak bermuatan, tetapi karena suhu yang sangat panas di matahari
menyebabkan partikel gas terionisasi, maka terbetuklah plasma. Plasma ini
dipancarkan matahari ke segala arah (biasanya pada saat terjadi aktivitas
matahari pancaran plasma bertambah), kemudian saat mendekati medan magnet bumi
(yang terpusat di kutub utara dan selatan) maka plasma akan tertarik ke
kutub-kutub bumi ( gejala ini disebut "angin matahari"/solar wind),
saat bertemu dengan partikel atmosfer bumi terjadi eksitasi-relaksasi elektron
sehingga memendarkan warna yang sangat indah.
Fenomena aurora terkait dengan selubung medan magnet
atau magnetosfer Bumi dan kemunculan bahaya dari Matahari. Semakin kuat dan
lama cahaya aurora, dapat diperkirakan semakin kuat gangguan dari Matahari yang
dikenal sebagai badai matahari (solar storm). Karena yang berperan adlh medan
magnet. Makanya di bumi aurora paling sering terjadi di daerah di sekitar kutub
utara dan kutub selatan magnetiknya, dan sangat jarang terjadi di daerah
katulistiwa. Aurora yang terkenal adalah Aurora Borealis (di kutub utara) dan
Aurora Australis (di kutub selatan).
Cahaya kutub terjadi karena adanya aliran partikel
energi tinggi dari matahari yang memasuki kawasan kutub-kutub medan magnet
bumi. Gangguan pada medan magnet bumi ini dinamakan magnetic storm (Badai
magnet). Aurora juga bisa muncul bila terjadi fenomena lanjutan pada
magnetosfer yang dikenal sebagai magnetic sub-storm. Peristiwa ini memunculkan
aurora oval di kutub-kutub bumi yang simetri satu sama lain. Meski fenomena ini
telah diduga oleh para ahli sejak lama, bukti observasi baru diperoleh pada
tahun 2001 melalui pengamatan satelit NASA.
Umumnya cahaya kutub yang sering ditemui berwarna
hijau kekuningan, ini disebabkan bagian partikel yang membawa energi
berbenturan dengan molekul oksigen yang hanya berjarak 20 KM dari permukaan
bumi. Ketika molekul nitrogen mendapat benturan partikel, akan memancarkan
cahaya ungu kemerahan. Nitrogen akan memancarkan cahaya biru, sedangkan
nitrogen yang netral akan memancarkan cahaya merah. Karena itu, orang-orang
baru dapat melihat garis cahaya merah, biru, hijau dan ungu yang
berselang-seling menyelimuti angkasa. Bahkan aurora yang indah cemerlang
memperlihatkan bentuk yang selalu berubah, ada yang berbentuk tirai, busur,
pita, sinar dan berbagai macam bentuk lainnya. Munculnya aurora harus memiliki dua prasyarat,
pertama suhu harus rendah, kedua cuaca harus cerah.
0 komentar:
Posting Komentar